Prinsip-prinsip akuntansi adalah dua belas pedoman dasar umum yang harus diikuti ketika melakukan pencatatan dan pelaporan transaksi akuntansi. Prinsip-prinsip tersebut adalah:
- Prinsip konservatisme: mengakui beban dan kewajiban sesegera mungkin, bahkan jika ada beberapa ketidakpastian tentangnya, sedangkan pengakuan pendapatan dan aset ditunda sampai terdapat kepastian.
- Prinsip konsistensi: konsisten dalam menerapkan metode pencatatan.
- Prinsip biaya: mencatat transaksi sebesar biaya perolehan aslinya. Prinsip ini semakin tergeser oleh prinsip nilai wajar.
- Prinsip entitas ekonomi: memisahkan transaksi entitas bisnis yang berbeda.
- Prinsip pengungkapan penuh: mengungkap semua informasi yang dapat memengaruhi pemahaman pembaca atas laporan keuangan.
- Prinsip keberlanjutan usaha: asumsi bahwa suatu entitas akan terus berbisnis. Asumsi ini memungkinkan untuk menunda pengakuan beberapa pengeluaran di periode-periode berikutnya (seperti depresiasi).
- Prinsip kesesuaian (matching): mencatat semua biaya yang berhubungan dengan transaksi yang menghasilkan pendapatan pada saat yang sama dengan pengakuan pendapatan. Ini adalah dasar untuk penggunaan akuntansi akrual.
- Prinsip materialitas: harus menyertakan semua transaksi dalam laporan keuangan yang jika tidak disertakan akan memengaruhi keputusan pengguna laporan keuangan.
- Prinsip unit moneter: mencatat hanya transaksi untuk sesuatu yang dapat dinyatakan dalam mata uang.
- Prinsip keandalan: mencatat hanya transaksi yang memiliki bukti objektif (seperti faktur pemasok).
- Prinsip pengakuan pendapatan: baru mengakui pendapatan ketika telah menyelesaikan semua aktivitas substansial untuk menghasilkan pendapatan itu.
- Prinsip periode waktu: mencatat kegiatan suatu entitas selama periode waktu standar, seperti satu bulan atau tahun.